Oleh: Azizah Muthi (Guru Sekolah Alam)
Ayah teladan Adalah seorang ayah yang disebut-sebut dalam alQur'an, menjadi nama surah, wasiatnya diabadikan menjadi ayat suci, bila kita baca mendatangkan pahala.
Ayah ini bukanlah pemimpin yangg dipuja rakyatnya. Bukan pula hartawan yg sudah menyiapkan kekayaan utk diwariskan tujuh turunannya. Menurut Ibnu Jarir, profesinya hanya tukang kayu, hamba sahaya yang hidup sangat sederhana berkebangsaan Habsyi.
Ayah ini menjadi abadi namanya. Allah sendiri yang memberikan gelar "alHakim", karena kearifannya. Beliau mampu membangun kedekatan emosi, menciptakan pola komunikasi antara orang tua dan anak, serta menjadikan anak sebagai saluran mengisi ruang jiwa dg kehormatan, karakter yg kuat, kemuliaan dan pendidikan ideal.
Ayah teladan itu adalah Luqman.
"Dan ingatlah saat Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadnya, 'Hai Anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar (terjermahan. QS Luqman:13).
Mewariskan ketauhidan yang bersih, aqidah shahihah adalah yang utama. Sekedar membekali anak dengan pengetahuan agama tidak cukup membuat mereka takut kepada Allah. Menjadi pelajaran bagi kita, betapa banyak yang menjadi penentang agama ini justru mereka yang tinggi ilmu agamanya.
Pemantapan aqidah ini dikuatkan dengan penanaman sifat muraqobah, merasa senantiasa diawasi, tidak pernah lepas dari penglihatanNYA. Tidak ada amal yang tidak berbalas, walaupun sebesar biji sawi (QS Luqman: 16). Pesan keimanan yg sangat sempurna.
Setelah iman,
"Hai Anakku, dirikan sholat dan suruhlah manusia mengerjakan kebaikan, dan cegahlah dari perbuatan mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal yang ditetapkan (terjermahan. QS Luqman: 17).
Membangun karakter kemuliaan pada anak-anak zaman now adalah persoalan terbesar bangsa ini. Luqman mampu menghujamkan iman dengan sholat. Anak yg peduli dengan kebaikan lingkungannya, menghitung nilai dari setiap perbuatannya. Dan menopangnya dengan kekuatan sabar, penjaga jiwa dari kesulitan dan musibah kehidupan.
Sabar adalah kata kunci kesuksesan, karena Allah bersama orang yang sabar. Setelah sukses, Luqman pun menyempurnakan nasehatnya,
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia dan janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan, dan lunakkan suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai (terjemahan. QS Luqman:18-19).
Sombong adalah lupa diri, bersikap angkuh adalah kehinaan. Sebesar apapun pencapaian kita bila tidak diiringi dengan sikap rendah hati tidak akan mulia di hadapan manusia apalagi di hadapanNYA.
Nabi pernah ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan ke dalam surga. "Taqwa kepada Allah dan Akhlak yg Mulia". Beliau pun pernah ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia dalam neraka. Beliau menjawab, "Dua lubang, mulut dan kemaluan".(HR Tirmidzi)
Ya Allah,
Anugerahkan kami iman yang bersih, jiwa yang kuat dan kepribadian yg baik.
Jadikan kami orang tua teladan sebagaimana Luqman yang sempurna nasehatnya, runtut urutannya dan berhasil mendidik anak-anak dalam kebaikan dan kebenaran yang berakar pada jiwa-jiwa mereka...
Aamiin
Allahu a'lamu bishowab
12 Ramadhan 1439H