Oleh : Andri (Bendahara PW IKADI Babel)
Dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah)
Apakah yang dimaksud dengan keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya, Imam Al-Manawi rahimahullah berkata, “Maksudnya adalah para penghafal Al-Qur’an yang mengamalkannya, mereka itu adalah kekasih Allah yang dikhususkan dari kalangan manusia. Mereka dinamakan seperti itu sebagai bentuk penghormatan kepada mereka seperti penamaan Baitullah (rumah Allah).
Imam At-Tirmizi berkata, “Sesungguhnya keutamaan ini berlaku bagi para pembaca yang telah membersihkan hatinya dari sifat lalai dan menghilangkan dosa pada dirinya. Tidak termasuk orang khususnya kecuali bagi orang yang membersihkan dirinya dari dosa yang tampak maupun yang tersembunyi, lalu menghiasi dirinya dengan ketaatan. Maka ketika itu, dia termasuk orang-orang pilihan Allah.” (lihat: Faidhul Qadir, 3/87)
Untuk menjadi ahlul quran atau bisa disebut sohibul quran maka seseorang harus memiliki interaksi yang intensif dengan Alquran. Baik dengan membacanya, menghafalnya, memahaminya dan mengamalkannya serta mendakwahkannya.
Para sahabat Rosulullah SAW diriwayatkan memiliki interaksi yang sangat intensif dengan Alquran, dalam membaca Alquran mereka biasa menghatamkan Alquran paling lama sebulan sekali, bahkan ada sahabat yang mampu menghatamkan Alquran kurang dari tiga hari, namun Rosulullah menganjurkan paling cepat menghatamkan Alquran adalah selama tiga hari dikarenakan jika lebih cepat dari tiga hari dikhawatirkan mereka kurang dalam mentadaburi isi Alquran tersebut.
Dan didalam bulan Romadhon para sahabat dan salafus sholeh meningkatkan interaksi mereka dengan Alquran. Diriwayatkan bahwa ustman bin affan ra senantiasa menghatamkan alquran setiap malam di bulan romadhon. Rosulullah SAW pun di malam romadhon senantiasa mengulang hapalan Al quran dengan Malaikat Jibril as.
Jika diluar bulan Romadhon Allah menjanjikan balasan pahala berupa satu huruf Alquran yang kita baca menjadi bernilai sepuluh kebaikan, maka dibulan Romadhon satu huruf alquran yang kita baca akan bernilai berlipat-lipat, dan jika dibaca disaat malam lailatul qodar maka pahala bacaan Alquran kita akan bernilai 1000 bulan atau 354.000 kali malam biasa.
Dengan berusaha menghapal Alquran juga meningkatkan interaksi kita dengan Alquran. Karena sejatinya menghapal Alquran adalah untuk memperbanyak interaksi kita dengan Alquran, karena untuk menghapal Alquran seseorang harus sering mengulang bacaan Alquran tersebut. Dan dikatakan seseorang akan hapal dengan baik jika ia sudah membaca ayat atau surat alquran yang dihapalnya diatas 300 kali. Dapat kita bayangkan betapa banyaknya ayat suci Alquran yang keluar dari lisan seorang penghapal Alquran, sehingga lisannya lebih banyak digunakan untuk melafazkan ayat-ayat Alquran dari pada berkata-kata yang lain, sehingga keberkahan dan kemuliaan Alquran akan melekat pada para penghapal Alquran. Kertas biasa yang dituliskan ayat-ayat Alquran saja akan menjadi mulia dan dihormati, apalagi seorang manusia yang menyimpan alquran di dalam dirinya.
Untuk menghapal Alquran seseorang harus melepaskan logika keragu-raguan yang ada pada dirinya, akan terbatasnya waktu dan terbatasnya kemampuan yang ada. Karena Alquran adalah Kitab Mukjizat yang jika Allah menghendaki akan dikaruniakan kepada siapa saja yang memang berkehendak untuk menghapalnya. Jadi kuatkan tekad untuk menghapal keseluruhan Alquran lalu berusaha semaksimal mungkin, serta senantiasa berdoa kepada Allah agar Allah menganugerahkan kemudahan dan kemampuan bagi kita untuk bisa menghapal seluruh isi Alquran.
Selain berdoa untuk bisa menghapal seluruh isi Alquran kita juga berdoa untuk bisa memahami dan mengamalkan isi Alquran. Rosulullah SAW adalah Alquran berjalan yang bisa kita teladani dalam mengamalkan Alquran. Karena seluruh tindak laku Rosulullah SAW adalah pencerminan dari pengamalan Alquran. Demikian juga dengan para sahabat, para salafus sholeh mereka adalah para ahlul quran yang memiliki interaksi yang kuat dengan Alquran baik dalam membaca, menghapal dan mengamalkan isi Alquran.
Sumber : Ceramah Ust. Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc. Al hafizd