Rakyat Babel

Rakyat Bangka -- Pada tanggal 3 Agustus 2018 terbit berita Mahasiswa Babel menolak hastag 2019 Ganti Presiden, yang dikabarkan lewat 3 organisasi gabungan, yaitu Parinda, PMII dan BEM IAIN SAS Bangka Belitung.

Menanggapi hal tersebut, Hardianda atau kerap yang dipanggil Asuy ini, yang masih berstatus Mahasiswa semester 9, sekaligus Ketua DPD IMM BABEL, sangat tersayat sayat oleh pernyataan mereka yang menolak hastag 2019 Ganti Presiden, bukan berarti saya Pro atau Kontra dengan gerakan tersebut, namun saya merasa mereka tidak mempunyai hak untuk mewakili dengan membawa embel-embel Mahasiswa Babel, saya tegaskan sekali lagi mereka tidak mempunyai hak untuk membawa nama besar Mahasiswa Babel.

Ketua Umum DPD IMM Bangka Belitung, sekaligus Presma STIE Pertiba Periode 2015/16 (Ari Juliansyah) ikut angkat bicara dalam hal ini, mereka mengolah isu dengan membawa nama mahasiswa babel, seharusnya olah isu tersebut untuk tidak membawa nama mahasiswa babel, karena belum mewakili seluruh mahasiswa babel.

#2019gantipresiden bukan hanya sekedar tagar, tagar ini adalah representasi dari kekecewaan masyarakat atas kepemimpinan Jokowi. Ini juga sikap mahasiswa kritis akan permasalahan yg di hadapi bangsa ini. Bukankah salah satu peran mahasiswa adalah control kebijakan pemerintah. Sekarang sudah nampak, ada 3 organisasi kemahasiswaan di Bangka Belitung yg sudah hilang sikap kritis dan idealisme nya, dengan demikian saya rasa tidak ada yg perlu di banggakan dari organisasi tersebut. Ungkap Ishar Damiri, Ketua Umum PD KAMMI BABEL

Saya memang ada mendengar kabar bahwa dibabel dalam waktu dekat ini akan diadakan gerakan 2019 Ganti Presiden, tapi sebagai mahasiswa hukum saya rasa itu adalah gerakan demokratis, gerakan itupun sangat konstitusional, kalau ada yang menolak gerakan tersebut, itulah yang dikatakan inkonstitusional, mereka membatasi atau mengamputasi hak-hak berdemokrasi Warga Negara, ujar Hardianda Asuy (Presma STIH Pertiba Periode 2016/17)

Jangan mempermasalahkan ada gerakan #2019GantiPresiden atau #Jokowi2Periode, intinya semua punya hak memilih, hak berekpresi, hak berpendapat dan hak lain-lainnya selagi tidak membawa unsur sara.  Agar supaya aman terus, tugas kita siapapun nanti yang menang di pilpres 2019 dan siapapun presiden e kita tetep WAJIB mengawal atau menjadi mitra kritis bagi dia, karna jelas kontrol sosial wajib dilakukan oleh mahasiswa dan pemuda. Tapi yang kami permasalahkan itu ketika ada gerakan inkonstitusional dengan membawa nama mahasiswa babel, yang seakan akan mewakili semua mahasiswa dibabel. Ujar Presma UBB, Aldo.

Menurut saya sih, sah-sah saja mereka berstatement seperti itu, karena itu merupakan hak mereka untuk mengungkapkan pendapat di khalayak umum, walaupun kelihatannya mereka membatasi hak orang lain untuk berdemokrasi, namun yg menjadi persoalan dan permasalahan dari statement itu mereka mengklaim atas nama mahasiswa babel. Ujar Sekjend DPD IMM Bangka Belitung, Sugiono. (Via WA)

Seharusnya begini, kalau seandainya saya mendukung gerakan 2019TetapJokowi, lalu mendengar kabar akan diadakan gerakan 2019 Ganti Presiden dibabel, maka yg akan saya lakukan itu adalah mengadakan gerakan tandingan yaitu gerakan 2019TetapJokowi, bukan malah menolak gerakan 2019GantiPresiden apalagi dengan membawa seakan-akan mewakili semua Mahasiswa Bangka Belitung, dengan begitu kelihatan kesehatan berdinamika berpolitik, dengan begitu artinya kita berdemokrasi dengan baik, Rasional toh ?, ujar Hardianda Asuy

Klaim sepihak mengatasnamakan mahasiswa bangka belitung oleh oknum mahasiswa yang tergabung dari parindra, PMII dan BEM IAIN SAS BABEL itu sangat tidak representatif karena tidak sesuai dengan argumen dan tindakan yang ada, hal yang mereka lakukan itu membuat kegaduhan dikalangan aktivis mahasiswa bangka belitung dan ini menciderai idealisme mahasiswa hanya karena kepentingan oknum yang tidak bertanggung jawab. Ujar Suriadi, Ketua Umum HMI Cabang Bangka Belitung.

Bhineka Tunggal Ika atau yang dalam artiannya Berbeda-beda namun tetap satu jua memang benar adalah Semboyan dari Bangsa kita, itulah mengapa perbedaan pandangan, perbedaan pemikiran, bahkan perbedaan pilihan merupakan sebuah keniscayaan dalam kehidupan demokrasi berbangsa dan bernegara kita, jadi Pro kontra itu sah-sah saja. Akan tetapi statement yang dikeluarkan oleh 5 orang mahasiswa yang mengatasnamakan "Mahasiswa Babel" menolak gerakan tertentu menjelang pilpres ini adalah sebuah tindakan yang bisa saya katakan sebagai bentuk melacurkan Intelektualitas dan Idealisme mahasiswa. Seharusnya mereka tidak membawa nama mahasiswa bila ingin terseret kedalam Politik praktis mendukung calon tertentu. Sebagaimana kita ketahui idealisme mahasiswa itu mahal harganya, dan bila idealisme terpolitisir maka gerakan mahasiswa tidak lagi memikirkan rakyat namun sarat akan kepentingan. Terlebih jumlah yang 5 itu tidak dapat mewakili mahasiswa se-Babel ini. Ujar Ketua DPM KM UBB, Muhammad Dauri.

Beberapa hari ini, dari tanggal berita Mahasiswa Babel Menolak Hastag 2019 Ganti Presiden sampai hari ini, Grup WA Aktivis Mahasiswa Babel masih ramai dibahas dan menuntut Agar Parinda, PMII dan BEM IAIN SAS Bangka Belitung, mengklarifikasi secara tentang pernyataan tersebut, agar merasionalisasikan kembali persepsi Masyarakat Bangka Belitung atau Parinda, PMII dan BEM IAIN SAS BABEL akan di Boikot dari Konsolidasi Pergerakan Mahasiswa Di Bangka Belitung.

DPD IMM BABEL, DPD KAMMI BABEL, BEM KM UBB, HMI CABANG BABEL, DPM KM UBB dan segenap Para Anggota Grup WA AKTIVIS MAHASISWA BABEL, menuntut agar Parinda, PMII BABEL, dan BEM IAIN SAS BABEL mengklarifikasi secara terbuka pernyataan yang mengatasnamakan Mahasiswa Babel dalam waktu 1x24 jam, dengan menggunakan media, dengan cara yang sama ketika mereka memberikan pernyataan Mahasiswa Bangka Belitung Menolak hastag 2019 Ganti Presiden. Atau mereka kami beri sanksi bagi mereka, sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan yang muncul diantara kami dan Mahasiswa Babel yang lainnya.(Rahmat)



Yakesma Babel
 
Top