BANGKA BARAT | RakyatBangka.com - Dalam memperingati pada Hari Ruah dibulan Syaban, masyarakat Tempilang secara turun temurun menggelar tradisi yakni Perang Ketupat yang akan digelar pada Minggu (3/3/2024) mendatang.
Direncakan kegiatan ini akan dilaksanakan dilokasi yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya yakni di Pantai pasir Kuning, Tempilang, Bangka Barat. Hal ini disampaikan langsung Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Babar Muhammad Ali pada Rabu (28/2/2024)
Muhammad Ali menyebut, makna dari perang ketupat ialah sebagai ajang silaturahmi antara pemimpin dan juga rakyat serta antarmasyarakat. Perang ketupat sebagai tempat melepaskan rasa amarah, dendam yang telah terkumpul jelang bulan puasa.
“Jadi melaksanakan silaturahmi antarwarga dalam semangat kekeluargaan, sebelum melaksanakan ibadah ramadan. Sebagaimana yang kita ketahui, perang ketupat adalah tradisi turun menurun penduduk asli Tempilang,” katanya.
Dikatakan Ali, perang ketupat kegiatan adat yang telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2014 sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Ajakan untuk datang pada kegiatan ini juga sudah mulai ramai di sosial media masyarakat Bangka Belitung. Biasanya kegiatan ini disambut meriah oleh masyarakat tempilang dengan mengadakan perayaan yang disamakan dengan momen lebaran. [JI]