Spanduk Penolakan dari masyarakat temberan |
PTN Konghucu ini merupakan PTN pertama yang akan dibangun diatas tanah dengan luas 2,9 Hektar di Kelurahan Temberan, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkalpinang.
Dipilihnya Bangka Belitung menjadi lokasi pendirian kampus STIAKIN ini seperti yang dikutip dari detik.com merupakan hasil peninjauan dari Litbang Kemenag yang mana diketahui Bangka Belitung ini adalah daerah urutan pertama diindonesia dengan jumlah penduduk konghucu, dan setelah itu ada Banten menempati diurutan kedua.
Pendirian STIAKIN ini nantinya akan dikerjakan oleh pemenang tender proyek oleh PT Gelora Megah Sejahtera yang beralamat di Cengkareng, Jakarta. Untuk biaya pendirian STIAKIN ini nantinya bersumber dari APBN tahun 2024 sebesar kurang lebh 45 Milyar lebih.
Selain itu ormas islam di Bangka Belitung yang tergabung dalam Aliansi Umat Islam Bangka Belitung masih melakukan audiensi serta menyatakan sikap menolak atas kehadiran dari pendirian kampus STIAKIN ini.
Sebagai Koordinator Aliansi Umat Islam Bangka Belitung, Ustadz Sofiyan Rudiyanto dikutip dari trasberita.com menyampaikan bahwa aksi penolakan pendirian STIAKIN di Babel ini akan terus berlanjut sesuai dengan surat pernyataan DP MUI Bangka Belitung dan Ormas Islam tahun 2019 lalu.
Selain gelombang penolakan juga ada masyarakat yang menyambut baik dari hadirnya pendirian STIAKIN di Bangka Belitung.
Dikutip dari Babelpos.disway.id bahwa Ketua Karang Taruna Kecamatan Bukit Intan, Ferry Firdaus menyampaikan bahwa pihaknya bersama masyarakat setempat menyambut baik dari pendirian STIAKIN pertama di Indonesia ini di Bangka Belitung.
Pasalnya, masyarakat menilai pembangunan yang menelan biaya senilai Rp45 miliar lebih itu akan membawa dampak positif bagi masyarakat baik di bidang sosial, budaya maupun ekonomi serta masyarakat juga akan semakin diberdayakan.
Visualisasi Gedung STIAKIN Babel |